“Saya pernah naik becak jarak jauh dan akhirnya
menemukan jalan yang tertutup aksesnya karena acara pesta pernikahan. Saya pun
akhirnya harus memutar bersama Pak becak saya, dan memutarnya itu jauuuuuh
sekali, hingga akhirnya saya harus membayar berlipat-lipat ongkos kayuhan
sepeda pak becak yang sudah kepayahan. Huh. Semua karena pernikahan yang
menutup akses jalan!”
Mantenan Nutup Jalan Ngrepoti Orang |
Saya punya cita-cita, nanti kalau
menikah tidak ingin merepotkan orang, baik yang kenal apalagi yang nggak kenal.
Tapi itu tidak mungkin. Namanya manten pastilah repotnya minta ampun. Nah,
untuk meminimalisir kerepotan itu, mungkin saya bisa mencoba tidak merepotkan
orang yang tidak kenal dengan tidak mengadakan pernikahan yang menutup akses
jalan.
Yaa Allah... tentunya hal ini tidak
mudah, mengingat keluarga saya hanya mengadakan acara pernikahan saya dengan
sangat sangat SANGAT sederhana dan keluarga calon suami mungkin memiliki budget
terbatas, sehingga pernikahan impian ala gedung apalagi pesta kebun hanyalah
sebuah angan-angan.
Nah, secara pribadi, tanyalah pada
diri Anda; apakah pernah Anda sedang berkendara atau bahkan bingung mencari
jalan untuk menuju ke sebuah tempat kemudian menemukan jalan buntu akibat ada
pernikahan sedang digelar, sehingga harus memutar dan makin bingung mencari
jalan lain????????????????
Ya, semua orang pernah mengalami hal
yang sama : Kebebeng dalan karena ada acara mantenan yang menutup jalan. Hal
ini bisa jadi sangat mengesalkan karena acara seperti ini merugikan orang-orang
yang tidak dikenal yang bukan berasal dari daerah setempat. Bisa jadi mereka
jengkel, atau akhirnya terlambat ke sebuah acara lain karena menemui jalan
buntu akibat tenda pernikahan yang menutupi akses jalan.
Okelah, memang tidak semua orang
memiliki budget lebih untuk menyewa pernikahan di sebuah gedung, apalagi yang
mewah. Namun, ketidaknyamanan yang ditimbulkan penutupan akses jalan ini bisa
merugikan banyak orang, bahkan yang tidak kenal sekalipun. Ini menimbulkan
kejengkelan dan kesemrawutan jalan, meski itu akses jalan kampung.
Saya kembali lagi, sangat tidak
setuju dengan pernikahan yang menutup akses jalan, sehingga para pengendara
harus memutar dan tidak bisa lewat. Mereka tidak diundang, tidak mendapat
kompensasi atas ketidaknyamanan tidak ikut merayakan hingar bingar semarak
pesta pernikahan, tidak ikut makan sajian pesta pernikahan tapi mendapatkan
kejengkelan, kedongkolan dan kesemrawutan yang diakibatkan perhelatan walimah.
Olala... saya tidak mau menjadi
pengantin yang merepotkan orang itu,. Begitu pula saya juga tidak ingin
merepotkan tetangga karena rumahnya ‘termakan’ oleh perhelatan tetangganya.
Meski diperbolehkan secara hukum,
tapi tetap merepotkan, karena tidak semua jalan memiliki jalan pengganti yang
tidak perlu memutar jauh. Selain itu, penumpang becak yang terkena penutupan
akses jalan tidak mendapatkan penggantian ongkos becak yang harus memutar. L Inilah yang banyak orang alami. Saya
sangat setuju dengan pernyataan dari Effan Zulfiqar yang menulis tentang ajakanuntuk berhenti menutup akses jalan untuk hajatan.
Mungkin ada baiknya pernikahan
diselenggarakan sederhana, hanya akad saja, sehingga tidak perlu lama menutup
akses jalan. Atau bisa jadi, pernikahan, hanya dihelat akadnya, itupun di
masjid dan tidak perlu hingar-bingar menutup akses jalan hingga tiga hari tiga
malam seperti pada umumnya.
Lalu apa gunanya Balai Kelurahan??? Balai Desa????
Kenapa tidak adakan disana???? kan itu bisa digunakan untuk kepentingan warga, kan?
Atau misalnya terpaksa sekali menutup
jalan, hendaknya orang-orang yang tertutup akses jalannya dipersilakan ikut
makan dan diundang dalam hingar bingar pesta, supaya kejengkelan mereka
tergantikan.
Ni Gambar males ngedit rotatenya saking jengkelnya karena manten nutup jalan |
Semoga makin banyak orang-orang yang
sadar, bahwa menutup akses jalan itu menjengkelkan banyak orang, utamanya yang
akses jalannya tertutup karena hingar bingar pesta...
“Hidup ini jangan suka menghalangi
jalan orang, nanti di akhirat jalanmu akan ditutup Allah”
0 komentar:
Posting Komentar