Siti Nurhaliza Saat Menikah |
Bagi pengantin muslim, Kerudung Pengantin
layaknya sebuah mahkota. Selain sebagai sebuah identitas muslimah, kerudung
pengantin juga akan melengkapi tampilan cantik dan sucinya mempelai wanita di
hari bahagianya.
Sering disebut Wedding Veil, kerudung
pengantin Indonesia biasanya sangat heboh dan dipengaruhi tren serta adat
istiadat yang diusung dalam tema pernikahan.
Seorang muslimah yang bersahaja, hendaknya
mengenakan kerudung pengantin yang simpel dan elegan. Ada beberapa
batasan-batasan yang ditetapkan Islam mengenai kerudung seorang wanita muslimah.
Namun, meski sudah ditetapkan batasan-batasan dalam Islam, seorang pengantin
masih bisa tetap kreatif dan tampil cantik di hari pernikahannya :
1.
Kerudung (Pengantin)
haruslah menutup aurat dengan dijulurkan hingga menutupi dada ;
Katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka
menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka
menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan
hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah
menampakkan perhiasannya, kecuali
kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra
mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka,
atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan
mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau
pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau
anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan
kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu
sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. (An-Nur:31)
Meski harus menutup dada, namun bisa
ditambahkan detail yang membedakan pengantin dengan wanita yang bukan pengantin
di hari pernikahannya. Misalnya pemberian aksesoris yang rumit dan bernuansa
bling-bling di jilbab , lengan, pergelangan tangan, maupun di gaun bagian bawah
seperti payet yang berkilauan, pita, ornamen-ornamen cantik dan lain
sebagainya. Pemberian detail aksesoris ini tidak dilarang dalam islam, sehingga aksesoris pengantin yang cantik semakin membuat sang mempelai wanita makin bersinar J
Kerudung Pengantin Syar'i : Menjulur menutupi dada |
Kalaupun memang kerudung pengantin tidak terjulur hingga dada, setidaknya bisa diambil jalan tengah dengan pemberian detail kreasi gaun yang menyamarkan bagian dada, sehingga bagian dada lebih terlindungi.
2.
Kerudung
pengantin hendaknya tidak memiliki punuk yang ‘tidak wajar’ karena terlalu
tingginya. Seperti Sabda Rasulullah SAW :
Kerudung Pengantin Seperti Menara |
“Ada
dua golongan penduduk neraka yang belum aku melihat keduanya ; Kaum yang membawa cemeti
seperti ekor sapi untuk mencambuk manusia [maksudnya penguasa yang dzalim], Dan perempuan-perempuan yang
berpakaian tapi telanjang, cenderung kepada kemaksiatan
dan membuat orang lain juga cenderung kepada kemaksiatan. Kepala-kepala mereka seperti punuk-punuk unta yang berlenggak-lenggok.
Mereka tidak masuk surga dan tidak mencium bau wanginya. Padahal bau wangi
surga itu tercium dari jarak perjalanan sekian dan sekian waktu [jarak jauh
sekali]”.(HR. Muslim dan yang lain).
Pada dasarnya istilah punuk ini mungkin merujuk
padacepol yang ada pada kerudung yangs sedang tren di masa kini, dimana
sebenarnya cepol ini sebenarnya adalah sanggul atau rambut pengantin yang
diikat rapi dibalik kerudung.
Namun karena perkembangan tren, akhirnya
kerudung pengantin pun semakin menjadi-jadi dengan makin tingginya
punuk-cepolnya sehingga sudah tidak berada dalam batas kewajaran. Punuk-punuk
yang terlalu tinggi inilah yang dilarang.
Menurut hemat saya, kerudung pengantin yang
baik bolehlah memiliki cepol karena bisa saja itu rambut asli sang pengantin
yang tebal hingga seperti sanggul. Namun tetaplah dalam batas kewajaran, dan janganlah
diletakkan terlalu tinggi hingga ke ubun-ubun, atau menjulang seperti menara.
3.
Kerudung
pengantin hendaknya tidak terlalu heboh hingga membuat pemakainya keberatan
bahkan pusing.
Sebenarnya semua memang sesuai selera pengantin, sehingga sah-sah
saja selama tidak melanggar batasan-batasan agama.
Aturan ini berdasarkan pengalaman saya
sebagai wanita, dimana kerudung yang terlalu rumit, tinggi, heboh dan gak
karu-karuan makin membuat pengantin kepayahan memikul beban yang berat di
kepalanya, disamping harus tetap terlihat tersenyum saat menerima ucapan
selamat...
Hendaknya kerudung pengantin simpel saja,
jangan terlalu heboh. Jangan khawatir akan kalah dengan para tamu yang mungkin
saja bisa berdandan lebih heboh. Aura pengantinlah yang akan jadi senjatanya. J Karena pengantin yang bersahaja, akan selalu bersinar
karena kesuciannya. Semoga Bermanfaat.
0 komentar:
Posting Komentar